Minggu, 15 November 2015

Aktivitas Masyarakat di Penambangan Pasir



                Palu, (13/11/15) Pekerja menyekop pasir ke atas truk di pertambangan pasir warga desa Kalukubula, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Puluhan penambang pasir rakyat di wilayah itu menghasilkan ratusan meter kubik pasir per hari yang digali dari sungai tersebut dan kemudian dipasarkan ke Kalimantan Timur hingga ke Singapura.
                Anto selaku pekerja penambang pasir mengatakan “selagi untuk mencari kebutuhan rumah tangga pekerjaan ini juga bisa digunakan untuk anak muda di desa kami yang belum mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan ini juga mengurangi jumlah pengangguran di Kota kita.” Tempat penambang pasir itu juga menyediakan tempat khusus untuk orang-orang yang ingin membuka usaha kecil-kecilan seperti menjual kue-kue, nasi kuning, dan lain-lain.
                Karena tempat penambang pasir sudah menjadi tempat pencaharian hidup bagi mereka yang pekerja penambang pasir, maka di himbau kepada mereka para pekerja agar tidak saling berjauhan melainkan saling berjejer dan teratur untuk menambang pasir.
                Menambang pasir untuk memindahkan ke Truk itu memerlukan pekerja hingga 4 orang dan pembayaran sekop dengan penyedot pasir yang berada ditengah sungai atau biasa disebut operator itu cara pembayarannya berbeda. “Harga pasirnya lain dan harga ongkos tukang sekopnya juga lain dan lain juga harga untuk menyedot pasir itu. Harga untuk menyedot pasir ukuran 1 truk itu berkisar sampai Rp. 20.000, terus harga untuk pekerja yang menyekop pasir itu berkisar sampai Rp. 50.000 untuk 3-4 orang, tergantung berapa yang menyekop pasir. Harga pasir 1 truk untuk sekarang mencapai Rp. 200.000 an,” Ujar Anto selaku pekerja penambang pasir itu.
                Para pekerja penambang pasir ini juga banyak mengalami kendala dalam bekerja karena selalu berendam kedalam air untuk mengambil pasir sehingga keringat didalam tubuh mereka tidak keluar dan mengakibatkan sakit paru-paru basah atau biasa disebut Long. Banyak para pekerja yang drop dalam bekerja ditambang pasir itu akibat tubuh mereka yang kurang fit ditambah lelah dalam bekerja. Para pekerja penambang ada juga yang meninggal karena terserang penyakit tersebut. Itulah kendala dan resiko untuk para pekerja penambang pasir.
               
             Nama              : Afriandi Palit
            Stambuk         : B 501 14 071
            Kelas               : B Ilmu Komunikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar