Palu, (13/11/15) Pekerja
menyekop pasir ke atas truk di pertambangan pasir warga desa Kalukubula, Kabupaten
Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Puluhan penambang pasir rakyat di wilayah itu
menghasilkan ratusan meter kubik pasir per hari yang digali dari sungai
tersebut dan kemudian dipasarkan ke Kalimantan Timur hingga ke Singapura.
Anto
selaku pekerja penambang pasir mengatakan “selagi untuk mencari kebutuhan rumah
tangga pekerjaan ini juga bisa digunakan untuk anak muda di desa kami yang
belum mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan ini juga mengurangi jumlah pengangguran
di Kota kita.” Tempat penambang pasir itu juga menyediakan tempat khusus untuk
orang-orang yang ingin membuka usaha kecil-kecilan seperti menjual kue-kue,
nasi kuning, dan lain-lain.
Karena
tempat penambang pasir sudah menjadi tempat pencaharian hidup bagi mereka yang
pekerja penambang pasir, maka di himbau kepada mereka para pekerja agar tidak
saling berjauhan melainkan saling berjejer dan teratur untuk menambang pasir.
Menambang
pasir untuk memindahkan ke Truk itu memerlukan pekerja hingga 4 orang dan
pembayaran sekop dengan penyedot pasir yang berada ditengah sungai atau biasa
disebut operator itu cara pembayarannya berbeda. “Harga pasirnya lain dan harga
ongkos tukang sekopnya juga lain dan lain juga harga untuk menyedot pasir itu. Harga
untuk menyedot pasir ukuran 1 truk itu berkisar sampai Rp. 20.000, terus harga
untuk pekerja yang menyekop pasir itu berkisar sampai Rp. 50.000 untuk 3-4
orang, tergantung berapa yang menyekop pasir. Harga pasir 1 truk untuk sekarang
mencapai Rp. 200.000 an,” Ujar Anto selaku pekerja penambang pasir itu.
Para
pekerja penambang pasir ini juga banyak mengalami kendala dalam bekerja karena
selalu berendam kedalam air untuk mengambil pasir sehingga keringat didalam
tubuh mereka tidak keluar dan mengakibatkan sakit paru-paru basah atau biasa
disebut Long. Banyak para pekerja yang drop dalam bekerja ditambang pasir itu
akibat tubuh mereka yang kurang fit ditambah lelah dalam bekerja. Para pekerja
penambang ada juga yang meninggal karena terserang penyakit tersebut. Itulah kendala
dan resiko untuk para pekerja penambang pasir.
Nama : Afriandi Palit
Stambuk : B 501 14 071
Kelas : B Ilmu Komunikasi